Eksistensi sebagai identitas utama
June 06, 2020
Masalah
trend-trend an udah merambah ke setiap diri para remaja, tak heran banyak yang
memulai dan membiasakan hal tersebut dan telah menjadi gaya hidup mereka tiap
harinya. Apa yang pernah dikatakan oleh filsuf Baudrillard beberapa abad lalu mungkin
memang ada kebenarannya. Menurutnya, gaya hidup manusia jaman kini dibentuk
oleh pabrik-pabrik imajinasi seperti fashion, komputer, HP, dll.
Lagi
dan lagi semuanya mungkin karena pengaruh globalisasi, semua kebiasaan diri,
pola pikir, cara bersikap sedikit bergeser dari apa yang dirasakan manusia
jaman dulu. Memang semuanya bukan kearah negatif , tapi semua berkaitan pada kepribadian
manusia dan dampak yang diberikan.
Eksistensi
lah yang kini diunggulkan dari tiap diri para remaja, dimana yang gua rasain
kebanyakan orang ingin menonjolkan diri seperti apa yang ingin terliat oleh
orang lain. Karena memang sifat manusianya sendiri yang butuh pengakuan dari
orang lain yang merasa bahwa ‘nih liat, gua juga bisa loh’.
Terjadinya
perubahan gaya hidup anak remaja masa kini tak terlepas dari perubahan budaya,
pola pikir yang dianut oleh masyarakat bersangkutan. Sekarang gua pun juga
ngerasain keknya anak remaja lebih senang dengan hal-hal yang serba instan,
pragmatis, dan cenderung kebarat-baratan.Itu dimungkinkan karena alam modern
menyediakan berbagai macam alternatif dalam kehidupan.
Kebiasaan
itupun gua rasa karena ngeliat orang yang udh duluan dari kita ngelakuin
hal
tersebut yang dirasa ‘gilee keknya itu keren juga’ sehingga ada kecendrungan untuk
ikutan dan akhirnya kalo semua mau kek gitu, semua akan terlihat sama .
ciaaakhh.
Sebenernya
semuanya kembali ke hak masing masing , mungkin ingin memiliki gaya hidup modis
dan pengen eksis dimata orang lain karena dia nyaman hal tersebut, ya kalo
emang mampu secara finansial untuk bergaya yang terlihat langsung seperti model
berpakaian,dll dengan keinginannya ya emang why not, tapi yang menurut gua
kurang relevan kalau emng niatnya cuma pengen eksis ,begayaan dan diliat orang
lain demi kepuasaan tersendiri. Ya emang terserah sih namun jangan sampe buta
dengan akibat yang akan muncul terhadap konsekuensi yang udah dilakukan.
Dalam
hal gaya, berenanglah mengikuti arus. soal prinsip, berdirilah seperti batu
karang.
-Thomas
Jefferson-
Masa
remaja disebut masa kehausan sosial yakni adanya keinginan untuk bergaul dan
diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer group), jadi kebanyakan remaja
berpikir untuk dapat diterima di dalam kelompok mainya ia harus menyesuaikan
diri dengan kelompok tersebut, termasuk dalam segi penampilan, dan gaya hidup,
jika seorang remaja tidak diterima di dalam kelompok sebayanya maka ia akan
merasa terasingkan, dan lebih memilih untuk menyendiri.
Akibat dari
masalah itu pun ketika lo gak mampu mengikuti nafsu sendiri untuk menyamakan
atau bahkan melampaui apa yang udah temennya lakuin ,akhirnya dirinya merasa
insecure dengan apa yang udah dia miliki atau merasa tidak puas, karena ada
pemancing dirinya untuk melakukan apa yang udah diliat. Bisa jadi loh itu
masalah mental illness ketika insecure karena tertekan dengan lingkungan
sekitar yang gak mampu menerimanya atau malah tertindas,kalo mentalnya gak kuat,
bisa bunuh diri tuh.
Bagaimana
nanti kalo ada yang kurang mampu trus punya trouble mental illness mau
bergabung sama temen sebayanya eh malah gak diterima karena gaya hidupnya gak
sama. Kan miris yah udah miskin gak punya temen lagi trus bisa mati lagi. Huekk
cuiakkh (loghat cokmus).
Kehidupan
bermedia sosial pun bisa jadi trigger buat jadi eksis, kebanyakan ingin coba
memperbanyak follower untuk merasa dirinya mencoba memiliki banyak teman. Dan ingin
dirinya terlihat oleh orang lain di kehidupan medsos.Padahal, belum tentu
folowers lo tuh temen beneran yang peduli dikehidupan dunia nyata. Mampus lu
kalo ketemu temen medsos lu di jalan, lu senyum eh malah dicuekin.
Yang bahaya
menurut gua karena cuma ingin terlihat oleh orang lain dan pengen terlihat
keren larinya ke narkoba atau miras. Karena bukannya apapa narkoba sama miras
tuh mahal loh kalo miras merknya bagus, kalo murah sih iya aja boleh. Tidak dong.
Karena kalo pendiriannya kuat dan mengerti hal hal seperti itu pun gabakal
dicoba atau malah jadi kebiasaan. Karena kalo lo ngerti bahayanya ya lo gabakal
ngelakuin.
Dilansir
dari bnn, di 2018 penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar mencapai 2,29 juta orang.
Kan miris yah udah jelas pelajar punya bayangan masa depan yang cemerlang,
mengubah keluhan hidup mereka jadi perbaikan hidup, malah rusak oleh penyalahgunaan
narkoba diusia muda. Banyak faktor yang bermain,bisa karena stres, kurang
perhatian dan kasih sayang orang tua atau malah memang hanya ikut ikutan dan
terlihat keren.
Untuk
menjadi modern kebanyakan orang malah sibuk memerhatikan gaya berpakaian, cara
berbicara, kebiasaan atau perilaku tertentu. Padahal bukan itu yang disebut
modern. Hal-hal seperti itu adalah bagian yang sangat dangkal dari modernitas.
-Indira
Gandhi-
Memang gua
sendiri pun masih merasakan kalangan kita para remaja ini ingin berkembang
lebih pesat dari generasi sebelumnya dengan melakukan apapun. Banyak yang kuat
dengan perspektif kebutuhan hidup dan tak jarang mengedepankan gaya hidup demi
eksistensi. Ya memang wajar emosi remaja belum stabil dan masih mencla mencle
dan pengen diakui keberadaannya oleh orang lain.
Semuanya
kembali lagi pada prioritas masing masing hanya aja kalo lo mengedepankan gaya
hidup daripada kebutuhannya cukup disayangkan dan apa lagi kalo cuma pengen
diliat orang dan beken.
Jangan
malu lu dibilang kuno kalau cuma karena kita tidak memiliki gaya hidup yang sama
seperti mereka karena tiap orang punya prioritas masing masing dan memahami apa
yang seharusnya dikedepankan.sekian.cheers.
Peradaban
adalah perkalian tanpa batas dari kebutuhan yang tidak perlu.
-Mark
Twain-
0 komentar