stupid & open minded beda tipis

May 22, 2020


Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula pola pikir manusia. Seiiring berjalannya waktu mulai muncul hal-hal baru yang menimbulkan kontroversi. Terutama untuk kita manusia, apalagi manusia sekarang yang tidak ingin ketinggalan dengan sesuatu yang menjadi trend.

Mungkin karena pengaruh era globalisasi dimana semua info bisa dikonsumsi oleh seluruh umat dengan cepat dan mudah. Karena itu, dapat memicu banyak persepsi manusia  yang beraneka ragam. Oleh karena itu, timbul sebuah pola pemikiran dengan pembenaran hakiki yang bernama open minded.



Practice Radical Open Mindedness. - Physio Strength Club



Pemikiran terbuka merupakan fenomena sosial baru di era kini yang dikaitkan dengan pemikiran yang bijaksana dalam merespon suatu hal / ide yang bermunculan. Menurut gua , pada dasarnya cara kerja open minded ini adalah bagaimana seseorang dibebaskan untuk berpikir dan mencerna berbagai ide yang dihasilkan oleh orang lain. Tidak mencela dan tidak juga dengan serta merta menerima tanpa memikirkannya ulang. Berpikiran terbuka sebenarnya baik jika bisa diterapkan dengan baik.

Namun, masalahnya dengan fenomena open minded ini gua ngerasa bukan sebagai filter untuk hal yang baik dan buruk malah dijadikan orang untuk dalih membenarkan suatu hal atau ide yang dia yakini dengan pemikiran dan perbuatan buruk.

Bagaimana tidak, pikiran dan perilaku menyimpang seolah menjadi sesuatu yang benar kalo dihajar dengan dalih open minded. Contohnya ketika A memberikan ide dan opininya pada si B yang berbeda pendapat, si A mengeluarkan senjata pamungkasnya “ah lo gak open minded sih” sebagai dalih bahwa A yakin kalo opininya itu paling benar. Padahal belum tentu info atau ide yang A terima itu benar, bisa jadi itu sesuatu yang menyimpang dari kebenaran. Orang yang benar-benar berpikiran terbuka sejatinya tidak mengaku ngaku open minded.


Pikiran yang terbuka meninggalkan kesempatan bagi seseorang untuk menjatuhkan pemikiran yang berharga di dalamnya.
-Mark Twain-


Namun apa yang terjadi, berpikiran terbuka gua ngerasa dikalangan kami para remaja yang baru mulai belajar berpikir kritis malah dijadikan ajang keren-kerenan, sebagai simbol kebijaksanaan yang tidak dapat diganggu gugat. Serta sebagai dalih untuk membenarkan pemikiran menyimpang dan perbuatan tercela. Dan bahaya buat bahan mengolok olok orang yang tidak sejalan dengannya.

Yang lebih bahayanya lagi karena gua ataupun kalangan gua yang masih remaja ini, dimana emosi belum stabil masih bisa goyah dengan apapun, mulai triggered oleh orang yang memiliki dalih-dalih open minded. Tentunya akan menimbulkan pengaruh negatif bagi pola pikir dan prilaku seseorang yang mengonsumsi asumsi dari sang dalih open minded ini.

Hal yang tidak seharusnya namun dianggap biasa saja. Agama dijadikan sebagai lelucon, penyimpangan sosial namun dianggap hal yang wajar, kegiatan yang buruk bahkan mendekati kemaksiatan dilingkungan dianggap sebagai suatu hal yang ringan dan wajar bila dilakukan. Padahal seharusnya kalo lo ngerti, hal kayak gitu gak mungkin terjadi.

Lucunya mereka yang menyebut dirinya open minded, seiring waktu membuat norma yang berlaku disekitar hanya seperti objek candaan. Zaman yang sudah semakin maju dan kita tidak boleh dikekang oleh apa pun. Kalau semua orang berpikiran seperti itu, tak ada bedanya manusia dengan binatang. Kalo gua rasa fungsi aturan itu bukan untuk mengekang melainkan sebagai peringatan supaya lo gak bablas kalo ngelakuin sesuatu.

Seorang bodoh selalu berpikir ia bijak, tetapi seorang bijak tahu bahwa dirinya adalah seorang bodoh.
-William Shakespeare-

Memang susah mencerna berita atau info yang menghadirkan banyak opini dan asumsi pada yang menerimanya. Karena dalih open minded ini lahir bila suatu informasi yang dikonsumsinya belum menghadirkan fakta, hanya segelintir asumsi pada suatu idenya. Sama seperti teori konspirasi yang menyangkut pautkan satu hal pada hal lain seperti suatu cocokologi.

Nah hal kayak gitu tentunya bukan fakta namun masih sebagai opini yang belum tentu terjadi pada kenyataannya atau malah bisa akan terjadi semestinya.

Yang gua permasalahkan disini adalah bahwa seseorang yang memengaruhi orang lain dengan dalih bahwa dirinya open minded jangan sampai membuat orang lain sampai terjun pada ideologi lo yang belum tentu 100% bener.

Kerena menurut gua orang yang merasa bener dengan asumsinya hanya menelan mentah-mentah suatu informasi tanpa ada pembanding dari informasi lainnya ,jadi hanya satu informasi yang dia baca dan juga hanya satu informasi itu yang diyakini benar  dan terpercaya. Hal seperti itukan yang melahirkan kita terkelabui oleh berita hoax.


 HOAX, Saring Sebelum Sharing

Jangan sampai open minded ini dijadikan salah kaprah, gua khususnya pun masih belajar mengenai hal ini. Jatuhnya orang yang mengaku open minded namun salah, lalu apa bedanya dengan orang stupid yang buta informasi, maka harus cerna matang matang informasi sebelum menyalurkan pada orang lain,jangan jadikan satu sumber berita sebagai tuhannya informasi tanpa pembanding dari sumber lain yang bisa jadi informasinya sama atau belum tentu dan malah sebaliknya.

 Apapun informasinya , terkait soal agama, sosial, pandemi corona yang lagi hangat hangatnya dibahas oleh semua kalangan. Jangan sampai tenggelam pada suatu omongan atau informasi satu sumber. Jangan sampai mau lo dibodoh-bodohi oleh orang lain. Dan lo nya juga jangan sampe buta,harus melek pada info info lainnya. Sekian .cheers.

Jika Anda tidak menjalani hidup dengan pikiran terbuka, Anda akan menemukan banyak pintu tertutup.
- Mark W. Perrett -

You Might Also Like

1 komentar

Translate